Sunday 5 February 2012

JOHN ADAMS (1735-1826), POLITIKUS & PRESIDEN AMERIKA SERIKAT

JohnAdams_2nd_US_PresidentJohn Adam terlibat secara aktif dalam revolusi Amerika dan mempunyai kontribusi yang besar dalam Declaration of Independence (kemerdekaan Amerika Serikat) dari Inggris Raya, dan merupakan Duta Besar pertama Amerika Serikat untuk Inggris. Adam mengalami kekalahan dalam putaran kedua pemilihan presiden atas Thomas Jefferson. Kekalahan John Adams salah satunya dipicu oleh keterlibatannya dalam mempelopori Alien and Sedition Acts, yang bermaksud menekan kebebasan pers yang kritis terhadap pemerintahannya. Situasi ini cukup membantu Thomas Jefferson untuk mengalahkannya dalam pemilihan presiden pada awal 1800-an. John Adams juga merupakan pembangun dinasti politikus di Amerika Serikat, termasuk John Quincy Adams (presiden ke enam US), Charles Francis Adams (Diplomat US), dan Henry Adams (sejarawan US). Sebagian besar keturunannya merupakan keluarga terpandang di US baik dari segi public maupun bisnis. John Adams menulis dua buku tentang teori politik yaitu, Defence of the Constitutions of the Government of the United States (1787) dan Discourses of Davila (1791).

Mendukung pandangan tentang dasar sifat manusia dari kaum Puritan, Adams berpendapat bahwa manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk berbeda dari yang lain atau mempunyai kelebihan dan dipandang terhormat di hadapan manusia lain. Ego manusia dan kebangaan dalam pandangan tradisional Kristen, membuat manusia berusaha mencari kehormatan, kebanggaan dan prestasi dan menguasai orang lain; yang kesemuanya dapat menyebabkan konflik antara satu sama lain dan ambisi besar. Masyarakat yang terstruktur dan pemerintahan seharusnya dibangun untuk mengontrol ambisi yang berlebihan, terutamanya ambisi si kaya untuk menguasai si miskin, keangkuhan orang yang berilmu, kedengkian terhadap orang yang terkenal dan terpandang di masyarakat.

Adams cenderung menganut politik aristocrat (seperti bentuk pemerintahan di Inggris) daripada demokrasi; sementara rakyat US sendiri lebih menginginkan system equalitarian yang dipromosikan oleh Thomas Jefferson. Demokrasi yang murni menurut Adam dapat merusak masyarakat US, karena masyarakat (yang pada masa itu sebagian besar miskin) akan berusaha mendistribusikan kekayaan di kalangan mereka sendiri; dalam demokrasi jula, menurut pandangan Adam, kekuasaan pemerintah akan ada di tangan rakyat, padahal masa itu rakyat cenderung miskin dan bodoh, mereka akan melakukan segala cara untuk mendistribusikan kekayaan dan kekuasaan di kalangan mereka sendiri, jika kekuasaan ada di tangan orang-orang yang bodoh, maka kondisi dan situasi negara yang stabil tidak akan tercapai. Dan masih menurut Adams, bentuk pemerintahan yang aristokrat adalah pilihan terbaik, karena dipimpin oleh seorang dari latar belakang keluarga yang terpandang (dari segi pendidikan dan kekayaan). Adam menganggap bahwa hak terhadap private property sama pentingnya dengan hukum Tuhan.

Reference : bla bla bla

No comments:

Post a Comment