Thursday 9 February 2012

Bayaran dari Ruqyah

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang mengundang senyum Nabi Muhammad (SAW).


Diceritakan oleh Abu Said Al Khudri r.a, ia berkata,

Dalam sebuah perjalanan, beberapa sahabat Nabi (SAW) sampai dan bertemu dengan beberapa suku Arab, mereka bermaksud bermalam tetapi kemudian suku tersebut menolak memperlakukan Sahabat Nabi (SAW) tersebut sebagai tamu. Beberapa saat kemudian, kepala suku digigit ular. Beberapa orang dari suku tersebut mendatangi sahabat Nabi (SAW) dan bertanya apakah mereka mempunyai penawar atau orang sesuai yang dapat melakukan ruqyah. Sahabat Nabi pun menjawab, "Engkau telah menolak kami sebagai tamu, kami pun takkan menolongmu, kecuali jika kamu mau membayarnya untuk jasa itu." Beberapa orang dari suku tersebut bersedia untuk membayar dengan sejumlah domba sebagai ganti ruqyah. Kemudian (salah satu dari sahabat Nabi SAW) mulai membacakan "ayat induk dari Al Qur'an" yaitu Al Fatihah dan kemudian menghembuskannya kepada luka kepala suku tadi sampai ia sembuh. Dan kemudian orang-orang suku tersebut bermaksud memberikan domba tetapi para Sahabat mengatakan bahwa mereka tidak akan mengambil domba-domba tersebut sampai Rasulullah (SAW) mengijinkannya. Para sahabat pun menemui Nabi (SAW) dan bertanya mengenai hal ini. Nabi pun tersenyum dan menjawab, "Bagaimana kamu tahu bahwa bacaan Al Fatihah dapat digunakan sebagai ruqyah? Ambillah domba-domba itu, dan bagilah untukku juga."

Note : Al Bukhari, No. 5604

Pelunasan Hutang

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang mengundang senyum Nabi Muhammad (SAW).


Dari Jabir Ibn Abdullah r.a, ia berkata,

"Ayahku meninggal dalam keadaan punya hutang. Saya mengatakan kepada kreditor untuk mengambil hasil panen kebunku sebagai penebus hutang ayahku, tetapi mereka menolak dengan alasan itu tidak cukup untuk melunasi hutang-hutang ayahku. Oleh itu, aku pun pergi menemui Nabi (SAW) dan menceritakan hal ini. Nabi pun berkata, "Ketika kamu memanen hasil kebunmu dan menumpulkannya di mirbad (tempat dimana hasil panen dikeringkan), panggil aku.""

Ketika masa panen tiba, aku mengumpulkan hasil panen di mirbad, kemudian menemui Nabi Muhammad (SAW). Nabi (SAW) datang ditemani oleh Abu Bakar r.a dan Umar r.a, dan ia duduk di dekat hasil panen dan berdoa agar hasil panen tersebut diberkahi Allah. Kemudian Nabi (SAW) berkata, "Panggillah kreditor-kreditor itu dan berikan hak mereka secara penuh."

Kemudian aku pun melunasi seluruh hutang-hutang ayahku, anehnya hasil panen tersebut masih tersisa sebanyak 13 wasqs (sejenis biji-bijian), 7 diantaranya adalah ajwah (sejenis biji-bijian khas Madinah) dan enam diantaranya adalah lawn (campuran biji-bijian). Aku menemui Nabi (SAW) pada saat matahari terbenam dan memberitahukan hal ini. Nabi Muhammad (SAW) pun tersenyum dan berkata, "Pergilah kepada Abu Bakar dan Umar dan beritahulah mereka tentang hal ini." Aku pun pergi kepada Abu Bakar & Umar, dan mereka pun berkata, "Ketika Nabi (SAW) melakukannya (berdoa di samping tumpukan hasil panen), kami tahu ini apa yang akan terjadi (hutang terlunasi)."

Kerajaan Sulaiman

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang mengundang senyum Nabi Muhammad (SAW).


Diriwayatkan bahwa Abdur Rahman Ibn Abu Aqil, r.a berkata,

Salah seorang dari pengikut Nabi (SAW) bertanya,

Pengikut Nabi (SAW) : "Ya Nabi Allah, mengapa engkau tidak meminta kepada Allah sebuah kerajaan megah seperti kerajaan Sulaiman?"

Nabi pun tersenyum dan menjawab,

Nabi (SAW) : Mungkin Nabi-mu ini (Rasulullah SAW sendiri) mempunyai sesuatu dari Allah yang lebih baik dari kerajaan Sulaiman. Sesungguhnya, Allah tidak mengirimkan seorang Utusan (Nabi) kecuali diberkahi dengan (kesempatan) berdoa yang Ia akan memenuhinya. Salah satu dari mereka akan menggunakan kesempatan itu untuk berdoa demi beberapa hal duniawi dan Allah pun mengabulkannya, beberapa yang lain menggunakan doa tersebut untuk membantunya melawan bangsa nya yang melawan misinya menyebarkan agama Allah, dan Allah pun mengabulkannya. Allah juga telah memberiku "hak" untuk berdoa, tetapi aku "menyimpannya" untuk Hari Pembalasan nanti (pemberian syafaat kepada Muslimin pada Hari Kiamat).

Note : Diriwayatkan oleh At Tabarani dan Al Bazar, seperti yang disebutkan dalam Majma'uz- Zawa'id.

Nama Allah yang Tertinggi Derajatnya.

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang mengundang senyum Nabi Muhammad (SAW).


Diriwayatkan bahwa Aishah r.a berkata,

"Saya mendengar Nabi (SAW) berkata, "Ya Allah! Saya meminta kepada Mu dengan nama -Mu yang Tertinggi, yang Paling Suci, Nama yang Paling Engkau suka dan Nama yang jika disebut dalam doa maka Engkau akan mengabulkan doa itu.""

Kemudian Nabi (SAW) berkata,

Nabi (SAW) : "Ya Aishah, tahukah engkau bahwa Allah telah menuntunkan kepada nama - Nya yang jika disebut dalam doa maka Ia akan mengabulkannya?"

Aishah r.a : "Demi ayah dan ibuku, beritahukanlah kepadaku."

Satu jam berlalu dan Rasulullah (SAW) tidak menjawab apapun,

Aishah r.a : "Ya Rasulullah, kumohon katakanlah kepadaku."

Nabi (SAW) : "Kau tidak seharusnya tahu, dan akupun tidak akan memberitahumu. Dan jika pun engkau tahu, engkau seharusnya tidak menggunakan (Nama Tertinggi Allah tersebut) dalam doa untuk memohon kesenangan dunia dan seisinya."

Kemudian Aishah r.a mengambil wudhu kemudian sholat dua rakaat dan setelah selesau ia berkata,

Aishah r.a : "Ya Allah, aku memohon kepada Mu dengan nama Mu sebagai yang Maha Pengampun, aku memohon kepada Mu dengan nama -Mu sebagai al Barr (Maha Ghaib (Subtle), Maha Baik, Maha Benar, Maha Pemurah), dan Maha Paling Pengampun, dan aku memohon kepada Mu dengan nama-nama-Mu yang Paling Indah, baik yang aku tahu dan yang aku tidak tahu, kumohon ampunilah aku dan kasihanilah aku."

Nabi Muhammad (SAW) tersenyum dan berkata, "Engkau baru saja menyebutkan salah satu nama Nya yang Paling Indah."

Note : Diriwayatkan oleh Ibn Majah, No 3943

Perempuan ingin Haji bersama Nabi (SAW)

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang membuat Nabi Muhammad (SAW) tersenyum.


Diriwayatkan bahwa Ibn Abbas r.a berkata,

"Nabi (SAW) mengumumkan bahwa ia akan pergi haji; hal ini sampai ke telinga seorang perempuan yang kemudian berkata kepada suaminya,

Istri : "Bawalah aku serta pergi Haji bersama Nabi (SAW)"
Suami : "Aku tidak punya uang untuk membawamu serta pergi haji."
Istri : "Aku bisa naik unta yang biasa untuk mengangkut air."
Suami : "Itu unta cadangan untukku dan anakmu."
Istri : "Kalau begitu bawalah aku pergi haji dengan untamu yang lain."
Suami : "Aku sudah berniat untuk menyedekahkan unta itu di jalan Allah."
Istri : "Kalau begitu, jual saja biji palem-mu"
Suami : "Itu untuk kebutuhan makan kita."

Ketika Nabi (SAW) telah pulang dari Mekah, si istri menyuruh suaminya pergi menemui Nabi (SAW). Dan mengatakan kepada suaminya,

Istri : "Sampaikan salamku kepada beliau (SAW) dan tanyakan kepadanya, perbuatan apa yang pahalanya sama dengan pergi haji bersama Rasulullah (SAW)."

Kemudian sang suami pergi menemui Rasulullah (SAW), dan berkata,

Suami : "Ya Nabi (SAW), istriku menitipkan salam untukmu. Ia memintaku untuk membawanya pergi haji bersamamu saat itu, tapi aku tidak punya uang. Dan kemudian ia memintaku untuk membawanya pergi haji dengan menaiki untaku yang lain, tapi aku sudah berniat untuk menyedekahkan unta itu di jalan Allah."

Nabi (SAW) : "Jika kamu membawanya ikut serta berhaji, bukankah itu juga berpahala di hadapan Allah."

Nabi (SAW) sangat terharu dan tersenyum mendengar tentang kemauan kuat perempuan tersebut untuk pergi haji bersamanya.

Suami : "Ia juga berpesan kepadaku untuk bertanya, perbuatan apa yang pahalanya bisa menyamai pergi haji bersama rasulullah (SAW)."

Nabi (SAW) : "Sampaikan salamku kepadanya dan katakan padanya bahwa Umrah pada bulan Ramadhan sama pahalanya dengan pergi Haji bersamaku."

Note : Diceritakan kembali oleh Al Hakim dalam Al Mustadrak, dan juga oleh Ibn Khuzaymah dan lainnya.

Kuda bersayap

"Saya tidak pernah melihat orang yang paling banyak tersenyum kecuali Nabi Muhammad (SAW)." [Abdullah Ibnul Harith Ibn Jaz r.a]

Tulisan ini merangkum beberapa momen yang mengundang senyum Nabi Muhammad (SAW).


Aishah r.a meriwayatkan, nabi Muhammad (SAW) baru saja pulang dari perang Tabuk atau seputar perang Khaybar ketika angin bertiup dan membuat sebuah laci kecil milik Aishah r.a terbuka sehingga memperlihatkan boneka dan mainannya yang lain. Maka Nabi bertanya,

Nabi (SAW) : “Apa ini, wahai Aishah?”

Aishah r.a : “Boneka-boneka ku.”

Nabi (SAW) kemudian mengamati beberapa diantaranya dan sampai kepada sebuah boneka, dan ia pun bertanya.

Nabi (SAW)  : “Apa itu?”

Aishah r.a   : “Sebuah boneka kuda.”

Nabi (SAW) : “Dan apa yang menempel di badannya?”

Aishah r.a   : “Sayap-sayapnya”

Nabi (SAW)  : “Sebuah kuda dengan dua sayap?”

Aishah r.a   : “Tidakkan engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda-kuda bersayap?”

Dan Aishah pun berkata, “Setelah mendengar penjelasanku, Nabi Muhammad (SAW) tersenyum sampai gigi gerahamnya nampak olehku.”

Note : Sunnah Abu dawud, No. 4938 dan diteruskan oleh An Nasa’i dalam As Sunanul Kubra No. 8857. Banyak periwayatan yang menyebutkan bahwa membuat ataupun memiliki barang yang menyerupai makhluk hidup dan atau lukisan adalah dilarang dalam Islam. Oleh karena itu, situasi diatas mungkin terjadi sebelum hukum pelarangan apa-apa yang menyerupai makhluk hidup dikeluarkan. Wallahu A’lam.

Pythagoras dari Samos 570–480 SM

PythagorasDiperkirakan lahir pada pertengahan abad ke-6 SM, Pythagoras dikenal dengan hukum segitiga hasil pemikirannya. Pythagoras sama seperti Socrates, tetap menjadi figur “bayangan” yang tidak pernah menulis biografi diri dan lebih menyerahkan kepada murid-muridnya untuk merekam ilmu serta pemikirannya. Selain filosofi, Pythagoras juga memiliki ketertarikan terhadap mistis; aliran mistis yang ia perkenalkan, sampai saat ini merupakan sebuah ritual pemujaan dan doktrin yang aneh. Doktrinnya antara lain bahwa pemujaan = puasa = bersemangat. Ia juga mengakui adanya reinkarnasi dan perpindahan jiwa; Pythagoras jugalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap ilmu numerologi yang kemudian dipopulerkan oleh Nostradamus.

Menurut Pythagoras, sifat dasar dari suatu realita adalah nomor. Pemikirannya ini sebenarnya diilhami oleh teorinya tentang musik, dimana ia membuktikan bahwa jeda antara nada-nada musik dapat dinyatakan sebagai rasio perbandingan diantara empat integer (bilangan bulat) pertama (nomor satu sampai empat). Bagian dari ajaran “agama” Pythagoras menyatakan bahwa musik membawa pengaruh yang besar terhadap jiwa, meresap ke dalam struktur alam semesta; ajaran bahwa nomor adalah sifat dasar daripada realita menyebar dengan sangat cepat dan mempunyai banyak pengikut.

Pengikut Pythagoras memuja pola numerik yang spesifik yang dinamakan “tetractys of the decad”. Diagram tetractys menggambarkan empat nomor pertama dalam sebuah segitiga yang tediri dari 10 titik.

image

Segitiga dan nomor 10 = masa sepuluh tahun (the decad) = objek pemujaan pengikut paham Pythagoras. Dalam pemikiran Pythagoras, angka 10 merupakan angka yang sempurna karena ia terbentuk dari empat integer pertama seperti yang ditunjukkan dalam gambar diatas. (Perhatikanlah bahwa setiap sisi dari segitiga tersebut tersusun dari empat titik yang kemudian totalnya ada 10 titik dan membentuk segitiga yang sempurna). Bilangan-bilangan bulat tersebut dianggap merepresentasikan ide-ide fundamental = nomor satu merepresentasikan titik, nomor dua- garis, tiga - permukaan, empat - kekuatan. Lebih jauh lagi, ia menganggap bahwa ada 10 bagian terpenting di alam semesta = lima "planet", matahari, bulan, bumi, dan kekuatan yang misterius dan tidak tampak.

Setelah kematiannya, pengikut Pythagoras terpecah menjadi dua aliran, yaitu yang memepertahankan ajaran agama dan mistisnya, dan golongan yang kedua adalah melestarikan pemikiran-pemikiran matematika dan scientific-nya.